Minggu, 03 Maret 2013

Arti "Kami" dalam al Qur'an?


Kadang Allah Swt menggunakan kata "KAMI" di dalam Alquran (dalam bahasa Arab adalah "NAHNU" juga "INNA" atau kata kerja yang diakhiri dengan huruf "NAA").

Orang Arab tentu akan paham, tentu tau makna penggunaan kata "Nahnu (kami)".
Contoh: "Nahnu (kami)" memang bisa digunakan untuk lebih dari satu yaitu "kami" (plural - jamak - banyak),

Bisa juga untuk "satu orang" yaitu yg dimaksudkan "saya-sendiri" dengan makna "kemuliaan (muadhom nafsah)

Lalu mengapa ALLAH SWT menggunakan kata "NAHNU" (KAMI) ???

contoh Ayat,
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (Al-Mu'minuun Ayat 12)

>>Kadang Allah Swt. memaksudkan (dalam Alquran) suatu penciptaan yang melibatkan oknum lain dalam penciptaan tersebut sebagai proses, umumnya ALLAH SWT mengatakan "NAHNU" (KAMI), dan juga kadang ALLAH SWT menggunakan kata "ANA" (AKU) di Ayat lainnya.
Maknanya, ketika Allah Swt. menciptakan manusia, ada unsur lain yang menjadi PROSES PENCIPTAANNYA. yaitu adanya pertemuan ayah & ibu, bertemunya sel sperma & sel telur. ada PROSES inilah yang kemudian RAHASIA AL QUR'AN mengapa Allah Swt. menggunakan lafadz "NAHNU (KAMI)".

contoh ayat
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal." (Al-Hujuraat Ayat 13)

“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”. (Al-Anbiyaa' Ayat 107)

Kata Arsalna ( أَرْسَلْنَا 'Kami mengutus') berasal dari kata dasar "Arsala" أَرْسَلْ (yg mempunyai arti; mengutus, memberikan risalah, mengantarkan risalah).

Sebagaimana penjelasan sebelumnya diatas, kata "KAMI" yg Allah Swt. maksudkan karena ADANYA OKNUM / UNSUR LAIN DALAM PROSES PENGUTUSAN. YAITU "MALAIKAT JIBRIL" SEBAGAI PENGANTAR WAHYU ALLAH SWT. makanya Allah Swt. menggunakan Kata "NAHNU" (KAMI).

>>Kadang ALLAH SWT menunjukkan kata "INNI" (AKU) dan "NAHNU" (KAMI) didalam Alquran adalah "LITTA'DZHIIM" (menunjukkan Keagungan & Kebesaran).
"Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka." (Al-Ahqaaf Ayat 3)

>>Menjelaskan sesuatu Yang BESAR, AGUNG, MULIA, DAHSYAT.
contoh, dijelaskan bahwa bumi itu mengitari matahari, itu saja. padahal tidak hanya sampai disitu saja. bahkan matahari pun berputar mengitari galaksi sebagaimana bumi mengitarinya. dan masing-masing mempunyai jalur lintasannya sendiri. memiliki jarak dan waktu tersendiri. semua bergerak. menakjubkan!

Ayat lainnya, (menunjukkan Keagungan dan Kebesaran Penciptaan-Nya)

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (Adz-Dzaariyaat Ayat 49)

Ada langit ada bumi, ada siang ada malam. dll.

tapi kadang di Ayat lain Allah juga menggunakan kata "Aku",

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (Adz Dzaariyaat : Ayat 56)

>>Kata "KAMI" (memahaminya dalam Bahasa Arab) dalam Alquran bukan bermakna "TUHAN ITU LEBIH DARI SATU". Akan tetapi sebagai TA'DZHIIM (PENGAGUNGAN). karena Ayat yang lain mengatakan ALLAH, TIADA TUHAN SELAIN DIA.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)." (Al-Baqarah Ayat 255)

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (Maha Satu)."
(Al-Ikhlas Ayat 1)

Wallohu A'lam.

3 komentar:

Auliya Iskandar Muhammad Noer mengatakan...

seharusnya anda mengetahui bahwa semakin banyaknya "kata ganti orang" pada bahasa suatu bangsa maka semakin baiklah atau semakin mudahlah dimengerti bahasa tersebut, itu sudah rumusan dasar. sesuai pernyataan al kitab al quran bahwa buku bacaan itu mudah dimengerti.

nah, saya akan menjabarkan tentang "KAMI" yang terdapat di al kitab al quran, sedikit saja, selanjutnya anda melanjutkannya.

al kitab al quran adalah "wahyu yang diwahyukan". berarti ada dua kali wahyu. saya akan memberikan kronologis singkat. si "T" adalah tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya tanpa saham dan bantuan pihak lain. si "R" adalah seorang utusan yang memiliki anggota. dan si "M" adalah seorang manusia, tambahan, ada seorang manusia lagi dengan kode si "MH".

mari kita mulai perjalanan "wahyu yang diwahyukan" itu.
si "T" mewahyukan sesuatu ke si "R", lalu si "R" beserta rombongannya kembali mewahyukan wahyu yang mereka dapat ke si "M".

nah, ketika si "R" dan rombongan menyampaikan kepada si "M", mereka mempergunakan kata "KAMI". ketika si "R" datang sendiri ke si "M", ia mempergunakan kata "AKU".
begitu pula ketika si "T" berbicara dengan si "MH", ia mempergunakan kata "AKU".

bagaimana?, jelas?. jamak tetaplah jamak dan tunggal tetaplah tunggal. semakin banyak "kata ganti orang" semakin mudah dimengerti bahasa kaum itu....

by auliya.iskandar.mn@gmail.com 081277297794

Sengonik mengatakan...

Kami = Dzat Sifat Asma
Aku, Nya, Dia = Allah.
Suatu Dzat pasti punya Nama.
Alhamdulillahirabbil'aalamiin.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

Allah memiliki segalanya, contohnya: Malaikat, dan Seluruh alam semesta. Kami maksudnya bias dijelaskan seperti ini:
Firman Allah dalam 23:17;
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)." Jadi Allah dalam menciptakan ciptaan yang lain memerlukan komponen dari ciptaanNya yang lain. Misal adam diciptakan dari Tanah, jadi sebelum menciptkan adam Allah mencipta dulu Tanah dan Bumi. Bisa Dikata 1 = 0 + 1. ada Nur Allah dan Nur Muhammad. Allah menciptakan semesta beserta seluruh isinya melalui ciptaan pertama yaitu Nur Muhammad. Jadi bila ada kata Kami memang benar bentuknya bias di bilang jamak, karena yaitu tadi, Allah membutuhkan ciptaanNya yang lain untuk mewahyukan atau menciptakan suatu dzat. semoga bias menambah khasanah keilmuan, Wallahu A'lam Bishawab.

Gunanto mengatakan...

Untuk Mas David.
Assalamu'alaikum.
Nur Muhammad, seolah saya baru mendengar. Nur Muhammad itu dalilnya ada dalam Qur'an atau hadits ya mas? Mohon penjelasan.