Kamis, 07 Maret 2013
DNA Mampu Menyimpan 2,2 Juta Gigabit Data Per Gram
Tahukah Anda, satu gram DNA dapat menyimpan file hingga mencapai 2,2 juta gigabit data informasi atau berkisar 468 ribu DVD, yang mampu bertahan hingga lebih dari enam ratus tahun tanpa penulisan ulang.
Sebuah teknologi baru yang mungkin
akan menggantikan teknologi penyimpanan Harddisk masa kini. Selama ini
teknologi penyimpanan seperti flash disk yang kita gunakan sehari-hari,
memiliki bobot lebih dari satu gram. Sementara satu gram DNA manusia yang ada pada
tubuh, bisa menyimpan data jutaan kali lipat, mengesankan bukan?
DNA,
Teknologi Penyimpanan Data Masa Depan
Seperti yang saya temukan pada situs
Wired-science, banyak ilmuwan biologi molekul sedang membicarakan tentang
teknologi penyimpanan DNA. Dan memang teknologi ini masih asing bagi kita, tapi
sebenarnya tidak jika kita mengerti bagaimana kapasitas penyimpanan pada tubuh
manusia. Bayangkan saja, sejak kita dilahirkan terus merekan dan mempelajari
segala hal. Dimana semua itu tersimpan? Puluhan tahun kita hidup didunia tetap
terus merekam, dan itu membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup besar, jauh
lebih besar dari teknologi yang ada saat ini.
Para peneliti dari Inggris telah
mengkodekan DNA dan menerjemahkan materi genetik untuk merekonstruksi informasi
tertulis, baik berupa suara maupun visual. Pada tahun lalu, peneliti
bioengineers Sriram Kosuri dan George Church dari Harvard Medical School
menyatakan bahwa mereka telah menyimpan salinan salah satu kitab Gereja yang
tersimpan di DNA, dengan kepadatan sekitar 700 terabit per gram, lebih dari
enam kali lipat lebih padat daripada penyimpanan data pada hard disk komputer.
Saat ini penelitian yang dipimpin
para ahli biologi molekuler, diantaranya Nick Goldman dan Ewan Birney dari
European Bioinformatics Institute (EBI) berpusat di Hinxton-Inggris, penelitian
mereka dirilis pada jurnal Nature, menyatakan bahwa mereka telah meningkatkan
skema pengkodean DNA untuk meningkatkan kepadatan penyimpanan hingga 2,2
petabyte per gram, tiga kali lipat dari temuan sebelumnya.
Tim pertama pertama kali
menerjemahkan kata-kata tertulis atau data lain ke dalam kode biner standar (0s
dan 1s) dan kemudian mengkonversikannya kedalam kode trinary. Langkah
berikutnya menulis ulang data string menjadi kimia DNA, seperti Gs, Cs, dan Ts.
Kepadatan penyimpanan satu gram DNA mencapai 2,2 juta gigabit data informasi,
atau berkisar 468 ribu DVD. Para peneliti juga menambahkan skema pengkoreksian
kesalahan, beberapa kali melakukan pengkodean informasi, untuk memastikan bahwa
hal itu bisa dibaca kembali dengan tingkat akurasi 100 persen.
Penjelasan diatas sama seperti yang
dilakukan pada tubuh kita, setiap detik terus menulis tanpa henti, dan bisa terbaca
kembali. Selain menunjukkan kemampuan penyimpanan informasi pada DNA,
Goldman, Birney, dan rekannya juga meninjau kapan teknologi ini layak
digunakan. Sementara Large Hadron Collider, telah menghasilkan 15
petabyte data setiap tahun, jadi kebutuhan untuk penyimpanan arsip besar saat
ini berkembang pesat. Saat ini lembaga usaha dan institusi arsip data menyimpan
data mereka pada pita magnetik, dan untuk menjaga data yang aman selama
beberapa dekade memerlukan penulisan ulang secara berkala (pastinya ada
penambahan biaya perawatan).
Sementara DNA bisa sangat stabil
hingga ribuan tahun jika disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Biaya
sintesis DNA sesuai dengan menulis kode dan membaca kode bisa terselesaikan
dengan cepat, data sangat memungkinkan untuk diarsipkan dalam waktu 600 tahun
atau lebih.
Tetapi biaya sintesis DNA menjadi
bagian paling mahal hingga 100 kali lipat, dan mungkin akan mengalami penurunan
sekitar 50 tahun. Biaya bukan menjadi penghalang, ketika data dituliskan
kedalam DNA maka pengguna tidak dapat mengubah atau menulis ulang, tidak
seperti teknologi penyimpanan data yang ada saat ini. Dan pengguna tidak bisa
mengakses setiap bagian informasi tertentu, melainkan harus mengikuti urutan
penulisan yang telah diarsipkan dalam DNA. Sebagai contoh penulisan data
1,2,3,4 dan 5, pengguna harus membaca urutan dan tidak bisa melompati salah
satunya.
Dari penelitian ini sudah jelas, bahwa saya pun tak
pernah percaya dengan istilah lupa ingatan, amnesia, atau sejenisnya yang
mengakibatkan sulit mengingat. Karena data yang kita simpan dalam DNA
manusia tidak bisa dihapus, manusia hanya perlu menmukan ruang penyimpanan,
dimana record itu tersimpan, tetap masih ada dalam diri kita. Itu sebabnya ada
orang yang mampu membaca pikiran hanya dengan menyentuh kulit, sebenarnya dia
cuma membaca record yang pernah kita simpan sejak lahir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar