
PERTANYAAN (14) BUKTI LEBIH
LANJUT: RAMALAN MASA DEPAN ISLAM
WILSON:
Dari membaca sejarah
Islam, nampaknya bahwa
masa depan kepercayaan baru
dan pengikut-pengikutnya sangat ragu-ragu pada saat turunnya wahyu.
Keberhasilan Islam setelah itu dan perkembangan (pertumbuhan) anggota-anggota dari pengikut-pengikutnya tidak
disangka-sangka. Saya seringkali
heran bila keberhasilan yang tidak terkira dan
pertumbuhan yang cepat dari Islam itu telah
disangka oleh Nabi
dan diramalkan oleh Qur'an.
Ramalan dari ini akan menjadi bukti yang mengagumkan pada kebenaran
Muhammad, sebab masa depan dari
seluruh kepercayaan dan
pengikut-pengikutnya nampak sangat gelap pada saat turunnya wahyu.
CHIRRI:
Kitab Suci
Qur'an berisikan ramalan-ramalan yang
pasti tentang masa depan Islam dan pengikutnya
Salah satu
dari ramalan-ramalan mengenai masa depan dari orang-orang Islam.
Menjamin orang-orang Islam
dari suatu masa depan kebebasan beragama dan menjanjikan
mereka dengan suatu pernyataan:
"Tuhan
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
perbuatan baik bahwa mereka akan diberi warisan kekuasaan di muka bumi
sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang
yang sebelum mereka dan akan diteguhkan kedudukan Agama mereka yang
telah disukai oleh
Tuhan dan akan menukar
keadaan mereka sesudah ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah
Aku dan tidak
mempersekutukan barang sesuatu dengan Daku. Barang siapa yang ingkar sesudah itu merekalah orang-orang
yang jahat." 24:55.
Pada waktu ramalan-ramalan ini
dikeluarkan pengikut-pengikut Islam
hanya sebagian kecil penduduk Al Hijaz. Ramalan itu
dikeluarkan, kira-kira pada tahun kelima setelah Hijrah pada saat orang-orang
Islam beberapa ribu,
melawan seluruh penduduk Hijaz
dan jazirah Arab. Tak seorang pun dari
orang
Islam pada
waktu itu merasa aman, juga tidak
mereka dapat melaksanakan Agama mereka
dengan bebas. Tidak
ada tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa minoritas itu akan terus hidup melihat
adanya kebencian & perlawanan yang sedemikian, juga tidak dapat
diramalkan masa depan dari agama baru ini.
Meskipun kenyataannya
demikian, ramalan dilahirkan
dengan jelas dan dalam bentuk mutlak.
Ramalan-ramalan selanjutnya
diberikan pada ayat-ayat selanjutnya yang
meramalkan kejayaan Islam dan kekalahan dari
penentang-penentangnya.
"Mereka
bermaksud hendak memadamkan Cahaya
(Agama) Tuhan dengan mulut
mereka, tetapi Tuhan
tetap menyempurnakan CahayaNya,
biarpun orang-orang yang tiada beriman itu merasa
benci."
9:32; 61:8.
"Dialah yang
mengutus RasulNya membawa pimpinan yang benar dan agama
kebenaran, supaya dapat
mengatasi agama seluruhnya, biarpun
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan
itu
tiada merasa senang." 9: 33; 61: 9; 48: 28.
Ayat pertama meramalkan bahwa
musuh-musuh Islam tidak akan berhasil
memadamkan cahaya Tuhan,
juga mereka tidak akan dapat merlntangi pertumbuhannya.
Tuhan akan membuat
CahayaNya, Islam, sempurna,
meskipun musuh-musuhnya akan penentangnya.
Mereka akan membantah, menentang,
menyerang dan menyerahkan seluruh akal mereka dan kekuatan materi mereka,
menetapkan untuk menggagalkan Islam, tetapi kesemuanya, tidak
akan memadamkan cahayanya
juga tidak akan mencegah untuk menjadi sempurna.
Kedua ayat
itu meramalkan benar
dan kemenangan Islam terhadap musuh-musuhnya.
Ketika ramalan-ramalan ini
dilahirkan, sebagian kecil masyarakat Islam
berlindung pada orang-orang musyrik dan musuh-musuhnya
yang lain, di
jazirah Arab. Setelah
itu berlindung pada Parsi
(penduduk negeri Iran)
dan kerajaan-kerajaan Rum (Bizantine).
Masing-masing kekuatan ini jauh
lebih besar dan lebih kaya dari
orang-orang Islam. Kerajaan Parsi
dan Rum (Byzantine) adalah kekuatan-kekuatan yang terkemuka di dunia.
Ini akan memenuhi secara sempurna
arti dari ramalan, tetapi ini nampaknya
tidak mungkin. Kita
selalu mengharap
(berpendapat) kekalahan dari
setiap satu (tunggal)
dan pasukan yang relatif lemah
bila memerlukan untuk memerangi lebih dari pada satu medan, lebih dari satu
kekuatan yang
unggul. Ini
menjadi jelas bila
kita ingat bahwa tentara Jerman yang sangat kuat itu telah dikalahkan
dua kali di dalam
abad keduapuluh, hanya
sebab diperangi oleh sekutu yang lebih kuat pada lebih dari satu front.
Akan menjadi peristiwa
militer yang luar
biasa di dalam sejarah, betapa penduduk Madinah dan Mekkah, yang
jumlahnya tidak lebih dari pada
beberapa ribu dapat
mempertahankan diri mereka, setelah
kematian Nabi yang besar, terhadap serbuan orangorang Arab
yang murtad. Terkecuali orang-orang
Islam dari dua
kota ini, hampir semua bangsa
Arab murtad setelah meninggalnya Nabi.
Orang-orang Islam dipaksakan setelah
itu untuk memerangi Byzantine (Rum)
dan Parsi. Kedua
kerajaan besar ini memerangi orang-orang Islam secara
serentak dalam dua front yang berbeda-beda.
Kekuatan Muslim yang sangat sedikit itu dipaksa untuk membagi-bagi diri
mereka sendiri guna
untuk
mempertahankan pertahanan.
Hasilnya suatu hasil perbuatan
militer yang menakjubkan. Kedua kekuatan itu dikalahkan dan Persia dikalahkan secara total.
Dalam waktu
seratus tahun, daerah
yang sangat luas dari Lautan Atlantik sampai India, di bawah
pemerintahan Islam.
Rakyat yang miskin dan tidak
berdaya, pada saat wahyu dari ramalan
ini dilahirkan tiba-tiba
menjadi kekuatan yang tangguh di muka bumi ini.
Nabi, percaya pada pemberitahuan
yang sangat baik (heavenly information), telah
meramalkan kemenangan ini yang terjadi setelah kematiannya.
Berbicara pada Odey, anak Hatam
(orang Kristen yang menjadi Islam setelah
itu), Nabi Muhammad
mengucapkan sebagai berikut:
" ...
Tuan tidak tunduk dengan Islam
sebab engkau melihat bahwa
kami miskin. Barangkali engkau tercegah oleh karena
melihat sejumlah kecil orang Islam
dibandingkan sejumlah besar
musuh-musuh mereka. Demi Allah tidak lama kemudian perempuan Muslim akan
dapat berziarah dengan untanya seorang diri
dan tak takut
dari Kadesia (daerah Iraq) ke rumah Tuhan di Mekkah. Ketahuilah bakwa
waktunya tidak jauh
lagi kita akan menanamkan kaki kita pada mahligai putih
Babylon."1
Catatan kaki:
1 Life of Mohammad by Washington
Irving, Chapter 32
DIALOG TENTANG ISLAM DAN KRISTEN
Prof. Wilson & Muhammad Jawad Chirri
Alih Bahasa: H.M. Ridho Umar Baridwan, S.H.
Penerbit
P.T. Alma'arif, Bandung, Cetakan Kelima, 1981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar